Tuesday, August 11, 2009

Wonderful tempe


Ini tempe baru... baru segalanya! Kedelainya baru beli, Raginya baru dapat, tempenya baru jadi langsung di foto... (ini 2 hari lalu..)

Senangnya hari saya... tempenya putih dan cantik, lihat aja bahkan serabut temepnya juga cantik.

Hingga hari ini tetap saja saya pakai takaran sendok - tetap gak punya timbangan - hehehehe..

Ini sekitar 15 sendok makan kedelai, saya pakai raginya 2 jumput setengah.

Kalau nguliti tidak lagi dalam air seperti biasa, selesai saya rebus, saya diamkan agak dingin lalu saya saring, baru saya kuliti, kulit langsung masuk keranjang sampah, jadi saya tidak bolak-balik membilas dengan air seperti halnya kalau menguliti dengan kedelai tetap dalam panci beserta air rebusan nya (dan itu pun tetap saja bikin tangan pegel gak keruan... hehehe)

Dan - mungkin ini adalah berkah - selama di Saigon, tempe ini selalu sukses kalau pakai daun pisang, bukan plastik

Jadi kira-kira tempe saya sukses bila...

* Pakai kedelai yang besar bulat-bulat (kalau yang gepeng terlalu keras)

* Merebus kedelainya tidak 30 menit - 20 menit saja cukup (kecuali mau tempe yang empuk sekali waktu dimakan)

* Menggunakan daun pisang

* Dan resep standar lainnya, ragi baru, tetap kering, tangan tidak basah selama meragi, perlatan bersih, tempat menaruh ragu bersih

* O iya... bagian atas keranjang tempat saya naruh tempe, saya tutupi serbet..

Hari ini Tempe Day lagi, kali ini mencoba peruntungan dengan menggunakan plastik lagi...

Mari kita lihat hasilnya.. Sim Salabim Abakadabra... !

Saturday, June 6, 2009

Tempeku..Oh Tempeku

Setelah gagal dan gagal lagi, sejak kembali dari Indo, hari ini nyoba bikin lagi. Dengan semangat yang agak kendo sih. Mana waktu ngupasnya, ndoprok di lantai, sambil tangan pegel dan jari-jari kisut..cuman 12 sendok kedelai padahal.

Eh...sedang asik-asik menunggu kering, dan berharap hari ini tiada lagi kegagalan, ternyata Fifo sudah pulang, maka waktunya untuk pertandingan tenis sudah datang. Walah..walah..!

Tadinya sudah maju mundur antara ikut atau tidak, secara sudah capek-capek ngupas gitu loh.. gak rela juga kalau gagal lagi. Tapi berhubung ke Hoa Dang di jalan Dien Bien Phu dia gak tahu, saya pikir kalau dia nyasar maka ketemu Nelson semakin telat ke pertandingan juga telat, wah tambah runyam. Ya sudah lah rela aja ikut.

Seperti sudah di duga kalau kedelainya dikeringkan tapi tidak ditungguin, maka yang ada jadi kering kerontang, kalau sudah begitu tidak bisa dikasih ragi. Sampai saya bela-belain pulang dari pertandingan tadi memilah yang masih bisa "diselamatkan" alias yang gak kekeringan. Kasih ragi, masukin ke plastik, meskipun jadinya mini, masih berharap besok malam akan jadi tempe...

Tempe Oh Tempe.... masih punya semangat aku untuk bikin lagi, meskipun minggu depan bakal sibuk volunteering... (jadi kapan bikin nya dong...)

Kayaknya ronde berikutnya musti pakai daun pisang nih...

Wednesday, June 3, 2009

Tempe ku... Gagal Maning..Gagal Maning

Wuah... ternyata saya tidak cuman jatuh bangun untuk hidup sehat. Bikin tempe pun bisa bikin jatuh bangun. Sudah 2 kali sejak pulang ke Indo, april kemarin, bikin tempe tidak ada yang berhasil. 3 hari lalu bikin tempe, gatot! alias gagal total, tidak jadi blasss..! tetep aja berbentuk kedelai. Kemarin bikin lagi, setelah semalaman kok saya belum melihat tanda-tanda bakal jadi... Duh! apalagi yang salah! Padahal bikin di rumah selalu sukses, tempe jadi demikian indah dan orang-orang di rumah pada doyan.

Padahal AC di ruang tamu tadi malem juga gak nyala, jadi apa dong???
BIasanya pakai kantung plastik juga jadi, meskipun kadang-kadang juga sih... malah kadang-kadang 50-50 (ini bukan metode bantuan di Who wants to be millionaire..), alias kalau bikin 4, kadang ada 1-2 bungkus gak jadi, yang lain jadi. Dan sejauh ini kalau saya bungkus dengan daun pisang, pasti jadi. Mungkin jodohnya dengan daun pisang kali.

Padahal lagi - karena di srumah selalu sukses - waktu balik dari Indo, sudah bawa itu plastik yang sama persis, beli 5 pak lagi, banyak kan? Lah kalau gak kepakai, giman coba itu plastik, mau buat bekal makanan juga terlalu kecil.

Oh Tempe... kau buat diriku jatuh bangun mengejar mu...Halah!

Tuesday, May 26, 2009

Bertekad tidak minum susu sapi...


Sejak saya mencoba Food Combining kira-kira 8 tahun lalu (yang sekarang sering berantakan kembali hehehe...), saya sudah membaca dari bukunya Andang Gunawan, bahwa susu sapi itu hanya untuk anak sapi, bukan untuk manusia. Dan tidak pernah ada keharusan bahwa manusia itu perlu minum susu sapi. lalu tulisan Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme, semakin mengukuhkan bahwa tidak ada keharusan manusia minum susu sapi, itu cuman karena pintar-pintarnya produsen ber iklan (sehingga orang tua juga selalu mengeluh mahalnya harga susu untuk anak-anak). Mungkin pertanyaan "Why?", sudah mulai ada di beak anda, penjelasan paling simpel adalah karena pencernaan manusia berbeda dengan pencernaan sapi, karena itu susu sapi tidak cocok dikonsumsi manusia

Saya juga penggemar susu sapi, dari anak-anak paling doyan merek Klim, lalu setelah gede tergila-gila pada Dancow. Namun sejak menerapkan Food Combining itu tadi, saya mulai bergeser menjadi penyuka susu kedelai - tawar bahkan. Kadang-kadang di rumah bikin sendiri - cuman males nyaringnya, maklum punyanya cuman blender, bukan soya milk maker.

Nah... sekarang saya kembali bertekad untuk tidak minum susu yang sebetulnya hanya untuk anak sapi itu - sebab jelas, saya bukan anak sapi, saya adalah anak ibu saya yang manusia, hehehe.... Alasan utama jelas, supaya hidup lebih sehat. Karena itu susu kedelai juga tidak minum berlebihan, karena susu kedelai juga kalau berlebihan tidak sehat - apa sih yang kalau berlebihan bisa bikin sehat, ya kan? -

Setelah tinggal di Saigon, jangankan nyaring susu kedelai, blender aja gak punya, tapi... di pasar 'mini" kesayangan saya itu, saya bisa membelinya dengan 2000 VND saja, yang sering-sering saya minum 2x. Murah dan sehat kan?


Nah, kalau ingin tahu apa yang di tulis Dahlan Iskan di Jawa Pos, cobalh intip di sini: http://pambiwara.blogspot.com/2009/05/dahlan-iskan-susu-sapi-bukan-untuk.html

Saturday, May 9, 2009

Dragon Fruit - The Red One


Buah Naga merah, jarang-jarang kelihatan. Nah..ini waktu jalan ke Ben Thanh Market, ngeliat ini buah. Kalau yang umumnya daging buah warna putih, maka yang ini daging buahnya berwarna merah, makanya dibilang buah naga merah. Katanya sih ada lagi yang kulit buahnya berwarna kuning, tapi daging buahnya juga putih berbintik. Jadi yang merah ini spesial dweh. Khasiatnya? sama saja. Ini sekedar datanya:

Nutritional information per 100 g of raw pitaya :
Water 80-90 g
Carbohydrates 9-14 g
Protein 0.15-0.5 g
Fat 0.1-0.6 g
Fiber 0.3-0.9 g
Ash 0.4-0.7 g
Calories: 35-50
Calcium 6-10 mg
Iron 0.3-0.7 mg
Phosphorus 16 - 36 mg
Carotene (Vitamin A) traces
Thiamine (Vitamin B1) traces
Riboflavin (Vitamin B2) traces
Niacin (Vitamin B3) 0.2-0.45 mg
Ascorbic acid (Vitamin C) 4-25 mg



Fakta mengenai Buah Naga:
Common Name: Dragon fruit
Vernacular Names: Pitaya, Pitahaya, Strawberry pear
Scientific Name: Hylocereus polyrhizus


Baca di sini kalau ingin tahu lebih banyak : http://en.wikipedia.org/wiki/Pitaya

Tuesday, April 28, 2009

Morning Tea

Kala pagi datang....mulai terang tapi matahari belum nampak. Apa yang biasa saya lakukan? Membuat teh hangat dan itu haruslah Green tea. Dalam sebuah poci teh, tuangi sedikit air hangat bukan mendidih, buang airnya, lalu tuangi air hangat lagi sesuai yang saya inginkan. Secangkir...dua cangkir. Lalu duduk di teras rumah yang teduh, sambil menatap kebun, menikmati udara pagi, kicauan burung, dan suasana yang tenaaaang dan masih agak gelap.

Lalu di Vietnam? Sama saja! bedanya saya tidak punya kebun yang bisa saya pelototi sambil menghirup secangkir green tea. Jadi ya sudah..melotot saja pada pemandangan bangunan "rungsep" di depan saya dan apartemen-apartemen lain yang menjulang sejauh mata memandang.... tetap saja sambil menikmati udara pagi dan langit kemerahan (karena dari apartemen ini bisa melihat matahari mulai bersinar... kadang dengan guratan merah yang muncul lapis demi lapis atau kalau agak siang dikit mendekati jam 6 pagi, malah mendapatkan bulatan bundar berwarna merah serupa Apel Gala )

Aroma teh hijau yang meruap di udara pagi...Hmmmmm sungguh menenangkan. sambil bersyukur betapa indahnya hidup ini. Aktivitas ini biasa saya lakukan sebelum memulai ritual selanjutnya yaitu jalan kaki pagi hari.
Di Saigon, saya biasa membeli teh hijau (tanpa campuran jasmin) di langganan saya membeli kopi di Bén Thành Market : Mai Ly







Mai Ly
Cửa Hàng 845-847
Chọ Bến Thành

Sunday, April 26, 2009

Jatuh Bangun Aku...

Judul di atas, sama sekali bukan judul lagu dangdut... kata-kata itu hanya untuk menggambarkan betapa "menantang" nya bagi saya - saya menolak menggunakan istilah "sulit" - melepaskan diri dari suntikan insulin (dan sesungguhnya betapa berat buat saya untuk mengakui kalau saya menggunakannya, entah...). Mimpi saya dari dulu adalah bebas suntikan insulin. Segalam macam bentuk diet saya gonta-ganti, belum juga menemukan yang pas. Waktu saya mempraktikan Food Combining, saya merasa oke. Masih menggunakan suntikan dengan jumlah unit insulin yang kecil, tapi masih berubah-ubah tergantung yang saya makan.

Sekarang ini saya mencoba Teh Cincau Prof. Darwin, salah satu syaratnya, tidak boleh makan buah. Secara saya sudah biasa sarapan apel kalau pagi, sekarang saya jadi bingung harus bagaimana. Sedang saya usahakan kalau pagi makannya cincau hijau, dengan pertimbangan dia tergolong sayur (kan dari daun...), berharap dengan kalori kecil, indeks glikemik juga kecil, tidak banyak naik turun di frekuensi gula darah pagi. Kalau siang masih sering makan sayur atau salad - perhatikan kata-kata saya :sering, bukan selalu - Yep, ada yang berubah dengan kesukaan saya makan sayur beberapa tahun terakhir, sering tidak konsisten, on-off gak keruan. Belum lagi saya sering tidak setia minum Teh Cincau nya, kadang-kadang bolong, atau malah sering-sering. Jatuh bangun aku...

Dan beberapa tahun terakhir, saya sering kembali makan daging, apalagi di Vietnam ini, kalau lagi makan Phở Bò alias sup bihun daging sapi, dan benda bundar kesukaan saya si Bánh Bào alias bakpao. Jatuh bangun aku...

Sebetulnya 7-8 tahun lalu, saya bukan penggemar kopi lagi sebetulnya, itu salah satu awal saya jadi pecinta Green Tea. Tapi saya juga lupa, sejak kapan saya menjadi Coffee Lover lagi, ingatan saya saja tak mampu melacaknya.... lalu itu menjadi makin parah begitu saya pindah ke Vietnam, gak saking di negara ini setiap meter ada warung kopi, kafe, dan sejenisnya. Pokoknya jual minuman kopi lah. Belakangan saya mulai selektif, tidak setiap kafe saya coba dan tidak sering ngopi. Pertama, kalau kafe lokal biasanya pasti kopi susu dengan susu kental manis. Meskipun mau dinamai Cappucino, pasti dengan susu kental manis. Kalau kafe dengan model Italian atau French, apalagi dengan menyebut kopi apa yang dipakai, barulah saya coba... Niatan mencoba juga sudah banyak surut, karena sudah tau kalau pun pengen minum kopi, tempat minum kopi apa yang sepatutnya saya datangi, sebab dari pengalaman bereksperimen ria itulah melahirkan kesimpulan, daripada buang-buang duit percuma, lalu kecewa pula, mendingan yang jelas-jelas aja. Malah kadang-kadang saya bikin sendiri di apartement, seperti halnya waktu di rumah. Meskipun sering-sering seminggu 1-2 kali minum kopi, tapi tadinya saya kan bisa gak minum kopi, kalau perlu sebulan penuh, bahkan kalau bisa selama nya.... Jatuh bangun aku.

Saya betul-betul niat pengen menjadi The New Me, The Raw Food Dieter, setidaknya The Whole Food Dieter dulu lah.... Mimpi saya hidup sehat, bebas suntikan, bahagia.... Jadi Jatuh Bangun aku

Thursday, April 23, 2009

Hakau... dan Segudang Sayuran











Hakau, merupakan jenis dim sum, yang umumnya berisi udang. Dim Sum memiliki arti "Touch the Heart", ini saya tahu setelah menonton sebuah program kuliner TV kabel di Travel & Living . Sering disebut juga Yum Cha, yang arti sesungguhnya adalah "Tea Drinking" dalam bahasa kanton.

Hakau merupakan sebutan dalam bahasa Indonesia, Há Cảo adalah nama vietnamnya, dan banyak nama lainnya seperti har gow , har gau,har kau, har gao, ha gao, ha gow, ha gau, har gaw, ha gaw, har kaw, ha gaau, har cow, or har gaau. Hampir mirip-mirip kan? jadi kalau meleset nyebut sedikit, masih bisa dimengerti oleh yang mendengar...Lol. see detail here: http://en.wikipedia.org/wiki/Har_gow; http://en.wikipedia.org/wiki/Dim_sum

Di Vietnam, hakau bisa dibuat dan dihidangkan seperti resep aslinya terutama di resto-resto cina, atau di toko-toko di pecinan. namun yang saya temukan hakau dalam versi vietnam agak beda dengan yang saya tahu, isinya bisa jadi melulu daging babi, dihidangkan dengan sejenis kecap yang rasanya agak manis, sambal botol dan rau răm, daun-daunan yang bentuknya mirip kangkung tapi kecil dan baunya harum.

Versi saya? Hakau, rau răm, cincangan daun selada, daunt mint dan tomat. Enak? yah..untuk penggemar sayur macam saya, asal sayur bagi saya enak-enak saja. Wong cincau hijau saja saya makan begitu saja tanpa apa-apa, yang buat orang-orang di apartemen bisa menimbulkan reaksi semacam "makan cincau saja...???". Ya sudah lah, toh apa-apa yang saya makan sudah lama menimbulkan banyak reaksi bagi orang-orang di sekitar saya. Gak makan nasi heran, makan sayur doang heran, makan cincau heran, minum susu tawar heran, melihat bentuk salad yang saya buat juga heran...

Nah, hakau dan segudang sayuran, sebetulnya juga dipicu oleh cara makan orang vietnam yang apa-apa doyan dihidangkan dengan se-kebun sayuran. Setelah melihat cara menghidangkan si hakau ini, saya pikir-pikir daripada si rau răm itu sendirian, kan lebih baik saya carikan teman-teman nya, sehingga akhirnya makan Hakau dan...segudang sayuran :)






Rau Răm





Maaf, foto lengkap Hakau segudang sayuran versi saya belum ada, sebab sudah keburu lenyap dalam perut sebelum ingat untuk memotret nya :D

Murah Meriah Sehat...Cincau!

Dalam rangka semakin meningkatkan kualitas hidup saya untuk semakin sehat, saya semakin rajin mencari alternatif makanan sehat terutama buat sarapan. Kenapa sarapan? Aha...! pertanyaan bagus. karena kalau siang hari saya makan salad, atau sup. Nah..kalau pagi saya masih bingung, makanan alami apa yang cocok buat sarapan. Sekali lagi ini memang korban peradaban, makanan harus digolong-golongkan mana yang cocok, pagi, siang, malam. Emangnya salad gak bisa buat pagi...ya bisa bisa aja sih. Lha wong di Vietnam aja bubur adanya malam, bukan pagi kayak di Indonesia, jadi jangan cari-cari bubur ayam di Vietnam pagi hari, jawabannya cuman "không có" alias "tidak ada/tidak tersedia/tidak punya" atau paling banter gelengan kepala, sambil menunjukkan menu lain yang tersedia. Intermezzo ini... ;)

Jadi, kembali ke sarapan... dulu sudah pernah nyoba ubi, bukannya bosen, cuman nyari variasi gitu lah. Nah..pilihan jatuh pada cincau. Pertimbangan memilih cincau adalah pertama cincau banyak seratnya, karena dibuat dari daun. kedua, dia sehat karena tergolong sayur..iya kan?. ketiga, rasanya segar, tidak eneg dan bisa dimakan sesukanya asal bukan satu baskom. Nah dengan semua kualitas itu pastinya dia alami kan? bener kan? lho saya kok jadi ragu sendiri.

Sama halnya dengan di Indonesia, di Vietnam tersedia 2 macam cincau yang hitam biasa disebut sương saó, dan yang hijau biasanya disebut sương sa atau sương sâm. Bedanya apa? Cincau hitam dibuat dari tumbuhan dari genus Mesona, terutama M. procumbens, M. chinensis yang banyak diproduksi di Tiongkok bagian selatan serta Indocina, atau M. palustris yang banyak digunakan di Indonesia, menghasilkan cincau hitam. Sedangkan Cincau hijau dari tumbuhan Cylea barbata Myers. Namun di Vietnam, cincau hijau dihasilkan dari tumbuhan Tiliacora triandra. (baca di sini untuk selengkapnya: http://en.wikipedia.org/wiki/Grass_jelly)

Ibu saya, kadang-kadang bikin sendiri cincau hijau, saya sih belum pernah melihat beliau bikin sendiri, karena waktu itu sudah tinggal di Surabaya, cuman beliau suka cerita bagaimana cara membuatnya, dengan meremas-remas daun cincau, hingga mengeluarkan lendir dan dibairkan membeku. Cincau hijau lebih lembek dan berair dibandingkan dengan cincau hitam, menurut yang saya baca, ini memang hasil dari perbedaan daun yang digunakan.

Entah karena nampak hijau, atau apa, pilihan saya cenderung pada cincau hijau, meskipun kadang-kadang saya suka juga cincau hitam, yang saya campurkan dalam susu kedelai, dimakan hangat-hangat waktu pagi....Hmmmmm

Apapun cincaunya, tetaplah sehat :D

beberapa literatur tentang cincau di bawah ini, silahkan dinikmati:

http://id.wikipedia.org/wiki/Cincau
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok_Cincau_Hijau
http://wapedia.mobi/en/Grass_jelly

Sunday, March 29, 2009

Hue Food - My Favourite

Makanan Hue banyak macamnya, yang paling terkenal adalah Bun Bo Hue alias Bihun kuah daging sapi versi Hue. Selain Bun alias bihun kuah itu, ada yang terkenal juga namanya Banh Beo, bentuknya bulat gepeng dari tepung tapioka, makanya transparan, di isi dengan udang kecil kering. Di kalangan keluarga Banh ini, yang paling saya doyan adalah Banh It. Praktisnya, makanan ini adalah seperti ronde tapi ukuran lebih besar dan isinya kacang hijau seperti isi onde-onde. Rasanya asin, bukan manis dimakan dengan dituang kecap ikan, dan kalau suka dengan sambal. Di atasnya ditaburi tumisan daun bawang, dan abon ebi. Tapi saya doyan dimakan begitu saja.... Yummy!

Tuesday, March 10, 2009

Toast Box

Di Singapura, banyak banget tempat buat makan Kaya Toast (roti panggang dengan olesan selai sarikaya) plus secangkir Teh tarik hangat. Tapi favorit kami kalau di Singapura adalah Toast Box, dan saya maupun Fifo gemar dengan Boluo Yao, seperti soft bread yang diberi potongan mentega asin. Favorit lain adalah Peanut Thick Toast ( roti panggang dengan olesan selai kacang yang tebal....yummy!)

Boluo Yao & Teh Tarik

Saturday, March 7, 2009

Healthy Sweet & Sour Tofu (Sugar Free)

Namanya juga menu sehat, jadi meskipun rasanya asam manis, ini masakan tidak pakai gula. Rasa manis datang dari parutan nanas yang digunakan. Yup...nanasnya diparut untuk dijadikan jus, ditambah parutan tomat untuk memberi rasa asam. Diparut? iya, soalnya saya tidak punya blender, jadi yah manual aja. Jangan lupa disaring ya jusnya hehehehe... lalu tumis bawang putih & bawang bombay, masukkan jus campurnya, bubuhi garam & merica, masak dalam api kecil sebentar sampai agak kental, lalu masuk kan gorengan tahu dan irisan wortelnya, serta potongan nanas (pilih yang agak muda supaya masih kriuk-kriuk :). Untuk nanas parutnya pilih nanas yang tua, selain lebih manis, supaya marutnya gak terlalu bertenaga bo... :D, tapi kalau punya blender, ya apa mau dikata... blender aja.
Kalau orang2 di apartemen, berhubung suka nanas, ya nanas potongnya dibikin banyak. Kalau saya sih lebih doyan tahunya aja yang banyak hehehehe...
Have a healthy Meal...!

Sunday, February 15, 2009

Dinner with Our Vietnamnese Friends

Hari ini, Son mengajak makan malam bersama di apartemen yang kami tempati. Waktu dia bilang, dia yang akan masak, aslinya Ibunya yang memasak di rumah, dia tinggal menyelesaikan sisanya di apartemen kami huehehehe... Kami mengundang Nic juga, dia datang membawa Wine Cooler. tau nih orang, doyan banget sama segala macam soft drink & wine.

Ini nih kokinya...

Sang Koki & Sang Bakul Nasi

Makanan nya : Tumis Sayur, Can Chua, Clams alias kerang, dan Baikut goreng

Para pemakan nya, mejeng dulu.... (kika: Fifo, Nic, Me, Son, Vung, Novita - 3 indonesian vs 3 vietnamese. What a fair match! hehehehe)

Aktivitas makan nya:

Dan ini The Oshin, alias tukang cuci piringnya

Thank you friends, for the nice delicious dinner

Thursday, February 5, 2009

Pecel Bento


Kemarin sudah niatan bikin pecel untuk bekal makan siang hari ini. Isinya sayur rebus - toge, horenso, jagung pipilan; tomat ceri segar, irisan mentimun segar, balado teri, telur rawis, irisan tahu goreng dan tentu saja nasi yang ditaburi bawang goreng dan bumbu pecel nya (warisan si Ade, sebelum balik Indo, thx banget ya De...).
Maap irisan telurnya berantakan, tadinya sudah mau ditata yang rapi, malah telurnya makin copot semua hihihi...


I looooove Javanese Food... ;)



Sugarless Steamed Banana Cake

Ide bikin kue ini, karena Fifo gemar banget kue pisang alias Banh Cuoi di Nguyen Thi Minh Khai. kalau kata saya sih, itu kue pisang pakai tepung beras. Banyak juga yang dijual dengan menggunakan roti tawar. Nah, kemarin ke pasar beli pisang ambon (biarpun di Vietnam, tetap aja saya sebut pisang ambon hehehe...), jadi hari ini busy in the kittchen deh. Setelah orang-orang pada ngantor, saya ngantor dulu di dapur. yang paling lama adalah sibuk memeras kelapa parut buat santan.

Untuk kue pisang ini, saya pakai Quinoa sebagai gantinya tepung beras, dan 2 buah pisang yang saya hancur leburkan (duilah...serem amat..), tapi karena lupa menghancurkan di mangkok yang berbeda, maka pisangnya tidak terlalu lembut. Gak papa lah, kata Fifo kalau sudah di perut semua makanan sama aja hihihi... Seperti biasa saya kalau masak gak punya takaran. Quinoanya berapa sendok? saya gak ngitung. Santan nya? dikira-kira sendiri, kalau mau agak padat ya..sedikit aja. Kalau mau empuk ya santan nya banyakan, asal jangan terlalu encer, nanti tidak bisa padat. Soalnya ini kue tidak menggunakan telur sama sekali.

Paling bawah saya tuangi adonan quinoa yang sudah bercampur pisang lumat, lalu ditaruh potongan pisang segar, adonan quinoa lagi, pisang lagi. Tingginya terserah, asal jangan terlalu penuh nanti tumpah waktu dikukus.

Kue ini tidak menggunakan gula sama sekali. Masak? Swear! rasa manis datang dari buah asli, si pisang.... ;) Sehat kan?

Wednesday, February 4, 2009

Going Raw

Betapa saya masih ingin menjadi Raw Foodist, oleh karena itu kenapa saya mulai rajin bikin salad. Saya doyan buah.. Swear! dan saya sungguh haepi kalau sepanjang hari hanya makan buah, tapi minum Teh Cincau membuat saya puyeng, karena gak boleh makan buah, setidkanya sampai pankreas saya menunjukkan perbaikan (dan saya agak ragu kalau perbaikan itu berjalan dengan cepat, karena saya masih "tergila-gila" pada roti. Tapi terus terang saya melihat bahwa kalau saya kena gores atau terluka, luka itu jauh lebih cepat kering & sembuh dibanding dulu, padahal saya cuma menggunakan 5 unit insulin pagi & sore. So small! Dulu... bisa 10-15 unit sekalinya). Itulah sebab sarapan saya masih berupa makanan yang di kukus.

Sebagai hiburan (atau alasan..?) setidaknya konsumsi gorengan berkurang, meskipun dari dulu saya kalau masak menggunakan minyak sangat sedikit, sehingga kalau beli minyak hanya botol kecil yang habisnya bisa berbulan-bulan. dan sejujurnya belakangan, mulut saya ketagihan makanan yang renyah-renyah. Hidup sehat itu memang susah.

Saya bikin banyak persedian makanan dikukus maupun sayuran segar, supaya saya tidak punya alasan untuk ketagihan roti dan teman-temannya. Dan memang saya membatasi diri keluar apartemen kalau tidak perlu, supaya tidak melihat yang "aneh-aneh". Ke pasar pun, segera melengos begitu melihat ketan kegemaran saya atau cha gio a.ka lumpia goreng kegemaran saya di tante cantik.... huhuhuhu...

Dan inilah blog favotir saya, yang memberi saya banyak motivasi sejak kemarin:

http://www.goingbananasblog.com/

What a lunch...!

Green Papaya Salad adalah makan siang saya hari ini. Mulanya, waktu ke pasar kemarin, pas lagi nyari-nyari pepaya, malah ngeliat tukang papaya lagi bikin serutan papaya muda. Karena waktu itu lagi konsen nyari pepaya buat sarapan, maka waktu itu yang kepikir cuman, 'Oooo...asik nih bisa beli sudah diserut..". Maklum, kayak di Thailand, orang vietnam juga doyan makan rujak pepaya muda, tapi menurut saya bumbunya agak beda.

Nah..! tadi pagi waktu ke pasar Hoa Binh, selagi beli tahu, saya ngelewati tukang jual salad yang sudah diserut ini. Ada pepaya mudah dan labu siam (atau blonceng yaw? atau pepaya yang lebih mudah lagi...tau ah gelap..hehehe). maka belilah saya. Saya tunjuk yang agak orange, 2000, yang hijau,2000. Artinya saya minta masing-masing 2000 vnd. Eh...orangnya malah mencampur. Pikir saya, "Wak oke juga boleh dicampur, gak papa deh.." dan bayarnya 2000 vnd saja. banyak lagi. Setidaknya bisa buat 2x makan, kalau dikit-dikit ya bisa 3-4x.

Nah...! (kok nah lagi...) Jadilah ini salad buat makan siang. Dessertnya, labu kukus. Mau dibilang bukan dessert ya gak papa, wong kadang-kadang labu kukus saya jadikan makanan utama, kadang saya campur bareng salad. jadi ya suka-suka aja

Labu kukusnya saya kasih parutan kelapa & taburan kacang cincang. Si kelapa parut ini ada kisahnya. Biasanya kalau beli kelapa parut buat nasi kuning atau santan nya kacang ijo, suka sebel karena ada parutan kulitnya jadi gak putih warnanya. karena biasanya kalau ke pasar, kelapanya sudah diparut semua, tinggal dibungkus. Nah... Waktu sekitar Imlek, sudah balik dari liburan, pas lagi jalan pagi terus mampir ke pasar, si ibu langganan saya itu, lagi baru buka, kelapanya belum diparut, dan karena saya beli sedikit gak sampai dapet kulit coklatnya, jadi saya dapat kelapa putih..hore! Berdasarkan pengalaman itu, pagi-pagi buta, jam 6 tadi, (hari gini di Saigon, jam 6 masih rada gelap...), buru-buru lah saya ke pasar, sebelum si Ibu mulai parut memarut. Puji Tuhan, dia baru buka, malah kayaknya hari ini dia kebanyakan ngasihnya dibanding yang lalu ;).

Lucunya, setelah itu kan ke pasar Hoa Binh tadi, di tempat penjual kelapa, malah banyak dijual kelapa parut, dalam dua versi. Yang putih bersih dan yang kena campuran kulitnya.... haha (gak tau juga kenapa saya ketawa, apa itu artinya besok-besok saya gak usah lari-lari ke pasar pagi buta? kayaknya enggak deh, karena di pasar gede itu, agak susah mau beli 1000-2000 aja, murahnya kalau beli 1 kg dan kelipatannya. Lha buat apa kelapa parut sekilo atuh...). Revisi:ternyata di pasar Hoa Binh bisa beli si kelapa parut cuman 2000 aja :D












Fresh Green Papaya Salad with
Tamarind Sauce & Crushed Peanuts













Steamed Pumpkin with Shredded
Coconut



A satisying Lunch....! Hmm Hmmm

Tuesday, February 3, 2009

Sunday, February 1, 2009

Bihun a la Papa, dan sebuah "Gentong" teh

Kemarin hari Sabtu, setelah hampir 3 jam ber-laptop ria di Centro, perut yang kelaparan membawa kami menuju Bunta-everything is Bun. Rumah makan yang menunya memang serba Bun alias Bihun. dan saya tertarik memesan Bihun yang ditumis dengan sayur dan udang. Orang Indonesia menyebutnya Bihun goreng campur lah, atau mau dinamai bihun goreng udang sayur juga boleh. And the taste....so good! dan sesungguhnya sangat mirip dengan bihun goreng masakan Papa. Waktu menikmati bihun ini, beberapa kali saya mengeleng-gelengkan kepala, bukan lagi mabuk, tapi karena rasanya wuenak tenan. I remember homemade fried beehon by my father... Almost the same taste! I missed him!!
Dan setelah makan siang usai, pencuci mulutnya adalah minum teh. Kami memesan satu poci teh - yang ternyata lotus tea. Dan yang 'mengguncangkan" dunia - halah! hiperbola... adalah poci tehnya yang segede "gentong"



Bunta - Everything is Bun

136 Nam Ky Khoi Nghia Street, District 1, HCMC
(near the front gate of the Re-unification Palace)

Latte vs Strawberry Smoothies

ZanZBar... Sebuah resto bar di Sai Gon.. Biasanya kalau jalan-jalan lewat aja. Entah lah dari kemarin tertarik menengok tempat ini. Dan tadi waktu liat-liat, ada waitressnya, seorang trainee lagi di terasnya, menyambut kami dengan ramah, menunjukkan menu yang saya pengen liat, dan akhirnya kami ngobrol panjang karena dia pernah ke Indonesia - Jakarta. She's so chatty & friendly.... Karena hari ini adalah hari nongkrong, yang artinya kami jalan-jalan sambil bawa laptop, dan itu berarti kami akan 'nangkring" di sebuah tempat ber-wifi, bisa berpindah-pindah di 2-3 tempat dalam sehari, tergantung sikon. So...setelah makan siang (mungkin lebih tepat makan sore, karena kami baru makan siang jam 4 sore), here we are, at ZanZBar...



Anehnya meskipun Latte atau Cappucino di mana-mana rata-rata rasanya sama, toh saya pilih Latte...Again!! Dan Fifo memilih minuman sehat Smoothies - no ice cream, no milk, no sugar! How Healthy. Dan inilah si Strawberry Smoothies & pemiliknya yang sibuk melotot pada laptopnya :)


ZanZBar

41 Dong Du, District 1, Saigon

La Camargue - A B'day Dinner

Kemana pergi dinner yang spesial untuk ulang tahun? Then we decided to go to La Camargue. Harganya? kalau boleh jujur, setelah membaca menunya pengen pingsan dulu huahahaha.... Tapi rasanya makanannya...sepadan lah dengan harganya.Ada harga, ada rasa .

Very good place, very good food, very good service... Worth to try. Thank You God for the very nice dinner...

Very Good service...., Pepper anyone? Ask anything to the waiter, he would love to answer your questions or recommend something. At the end of the dinner, he will ask whether you need a taxi..

Very Good Place... especially at night

How about the food? where are the pictures? We were so excited & delighted... forgot to take picture

La Camargue

191 Hai ba Trung, Sai Gon

Monday, January 19, 2009

Oh How I Love Coffee...

Kemarin, Minggu Pagi, petualangan menjelang Tet aka Lunar New Year, ke district 1 dimulai sekitar jam 9 (terlalu siang sih, biasanya jam 7 sudah keliaran di downtown). Niatan sebenarnya adalah foto-foto di Nguyen Hue, tapi memang belum jadi The Street of Flowernya, kalau gak salah bakal siap tanggal 22 Januari. Lalu juga pengen liat Lottemart di Phu My Hung, yang katanya the biggest shopping mall di Sai Gon (yang ternyata masih ada yang lebih besar di Indo heheheh...kira2 kayaknya masuk ke hypermart lah). Seperti biasanya, petualangan selengkapnya liat di kimbun@multiply.com

Sore hari, kami mampir ke Angel-in-us Cafe. Warung kopi punya Korea, seinduk dengan Lotteria Fried Chicken. Mahal sih...cuman yang namanya pengen tahu. Nah...tadinya maunya tetap hidup sehat, dengan mencoba Forget-me-not tea, apadaya tehnya gak ada. kalau Rose Tea atau Crysant kan sudah sering. So..I gave up on Coffee then. Yang sebetulnya dengan harga lebih murah dan sama2 punya Korea, maka coffee latte di Tous Les Jours lebih enak, suwer!!

So.. This was My Coffee Latte & My Picolo (Picolo is a name for my laptop hahaha...)

Da Nang - Vegetarian Lunch@Pagoda

Filling & Satisfying.... Vegetarian Lunch@Pagoda. Silahkan pilih-pilih sendiri, masakan apa yang disukai. Kalau saya karena gak makan nasi, yang musti bilang "Khong Com" alias tanpa nasi. Kayaknya Pho juga ada tapi saya gak pesan. Besok siangnya, makan lagi di sini, bareng Fifo & Eny.

Di meja disediakan acar, kecap asin, kecap ikan alias nuoc mam, juga asinan tahu, kalo di indo warnanya merah. Jadi inget bapak saya, soalnya waktu kecil, asinan tahu itu beliau yang memperkenalkan di 'ulet" sama nasi putih hangat, dimakan sama kerupuk kriuk..kriuk.. hehehehe

Com Chay Phap Lam

574 Ong Ich Khiem, Da Nang

Da Nang - A Unique Place to Drink Tea@Tra Cu Dinh

Perjalanan ke Danang kemarin, membawa saya ke dua tempat yang paling favorit, semuanya memang saya lihat dari Lonely Planet, yaitu tempat makan vegetarian dan sebuah tempat minum teh. Pertama nya, saya tidak dapat menemukan si tempat minum teh, sudah muter-muter beberapa kali tetap aja tidak ketemu. Lalu, hari terakhir di Danang, saya punya niatan nyebrangi Song Han Bridge aka jembatan Sungai Han, waktu mau naik jembatan, entah darimana ide muncul, kayaknya kok enak muter-muter di bawah jembatan, lalu belok lah kaki saya ke kiri menyusuri jalan Tran Phu. Kira-kira 10 meteran, saya nengok ke sebrang jalan, di situ ada sebuah tempat dengan lampion-lampion bergantungan. Setelah saya pelototi...Lho kok namanya Cu Dinh.. Kan itu tempat minum teh yang saya cari2? Ternyata bukan di Yen Bay, tapi di Cu Dinh. Seperti halnya tertulis di Lonely Planet kalau Bread of Life itu di tran Phu, ternyata dia di 12 Le Hong Phong. Nah..inilah yang namanya The Secret, saya dibawa ke tempat minum teh yang saya cari-cari dengan begitu saja...

Jadi lah, besok sorenya saya mampir dengan Fifo, sambil membawa rasa penasaran tempat minum teh apakah ini? Waktu duduk dan disodori menu - yang semuanya menu teh atau minuman lain - saya terlongong, maklum bahasa vietnam, dan kalau soal teh dalam bahasa vietnam, wah...maneketehe! . Lalu saya asal tunjuk aja yang namanya seperti namanya tempatnya Cu Dinh, hahaha sok tau banget deh. Gak sampai 5 menit, orangnya datang menyodorkan teh saya lengkap dengan kuaci, cake kismis, pia isi kacang merah dan termos air panas yang gendut . Dan ternyata teh itu adalah herbal chinese tea yang dicampur dengan green tea.


Cu Dinh Tea & Friends


Si Termos Gendut itu... Jadi, kalau tehnya sudah habis, silahkan dituangi air panas lagi sesukanya. Mau nambah satu termos lagi ya boleh-boleh aja. Nah



Waktu Fifo ikut penasaran, dia ikut pesan, kami tanya - dengan bahasa tarzan - teh mana yang enak, lalu si gadis menunjuk O Long, waktu kami tanya yang lain, dia bilang - masih dengan bahasa tarzan - , yang lain sih biasa2 aja. Maka kami pun pesan yang O Long (tadinya ragu-ragu karena kami kira Oolong tea kayak yang kami tahu). Belakangan kami tahu, kenapa dia pilihkan teh itu, karena yang pesan Fifo, dan teh itu baik untuk pria. Good for men, good for men... Masih sama sih, campuran herba dengan greean tea.



O Long Tea

Setiap macam teh punya khasiatnya sendiri-sendiri, tergantung campuran herbanya. Waktu kami pengen beli teh kering nya, seorang ibu datang menghampiri kami dengan bahasa inggris yang lumayan, dan bersedia menjelaskan macam-macam teh itu, malah saya diperbolehkan ke bagian kasirnya, dimana di bagian bawah mejanya, ada banyak macam teh sesuai dalam menunya. Akhirnya saya beli 2 untuk batuk, yang ternyata ada campuran Lo Han Kuo nya, di sini namanya La han, dan 2 O Long. Waktu dia datang lagi menanyakan ada yang lain yang kami mau? mau nambah kue? Malah si Ibu lalu membawa pergi termos di meja kami, dan menggantinya dengan yang baru, hehehehe
Begini nih, tampilan si O Long Tea sebelum di seduh, lengkap dengan gula batunya. Tapi kalau minum di tempat, gula batunya dihidangkan tersendiri. Kalau tidak mau gula batu? ya tidak usah, kami juga gak pakai kok, karena herbanya mengandung buah kering dan memberi rasa manis alami pada tehnya













Tra Cu Dinh
35 Tran Phu, Da Nang